PERILAKU INDIVIDU DAN PENGARUHNYA
TERHADAP ORGANISASI
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia
adalah salah satu faktor penting dalam organisasi. Kinerja organisasi sangat
tergantung pada kinerja individu yang ada di dalamnya. Dalam seluruh pekerjaan,
anggotalah yang menentukan keberhasilannya, sehingga berbagai upaya
meningkatkan produktivitas organisasi harus dimulai dari perbaikan
produktivitas anggota. Oleh karena itu, pemahaman tentang perilaku
organisasi menjadi sangat penting dalam rangka meningkatkan kinerjanya.Organisasi merupakan suatu sistem
aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Dapat
disimpulkan bahwa sebuah organisasi haruslah memiliki interaksi antar
anggotanya. dalam beberapa pengertian organisasi disebutkan haruslah memiliki
tujuan yang akan dicapai, dalam mencapai tujuan tersebut maka sebuah organisasi
akan membentuk karakteristik anggotanya agar sesuai dengan tujuan
tersebut.Tercapainya tujuan organisasi sangat tergantung pada ada atau tidaknya
unsur kerja sama diantara sesama anggotanya, baik melalui struktur formalnya
maupun struktur informalnya.Organisasi merupakan...
kumpulan orang-orang yang bekerja secara bersama-sama dengan menggunakan sumber daya tertentu untuk berusaha mencapai tujuannya. Dengan kata lain bahwa organisasi itu terdiri dari orang-orang yang bekerja dalam suatu sistem pencarian tujuan. Agar supaya tujuan organisasinya tercapai maka perlu dilakukan usah-usaha tertentu untuk mengelola organisasinya. dalam mengelola organisasi ini sudah pasti tidak dapat terlepas dari aspek-aspek managerial yang berkaitan erat dengan aktivitas organisasi.
kumpulan orang-orang yang bekerja secara bersama-sama dengan menggunakan sumber daya tertentu untuk berusaha mencapai tujuannya. Dengan kata lain bahwa organisasi itu terdiri dari orang-orang yang bekerja dalam suatu sistem pencarian tujuan. Agar supaya tujuan organisasinya tercapai maka perlu dilakukan usah-usaha tertentu untuk mengelola organisasinya. dalam mengelola organisasi ini sudah pasti tidak dapat terlepas dari aspek-aspek managerial yang berkaitan erat dengan aktivitas organisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
PERILAKU INDIVIDU DAN PENGERUHNYA TERHADAP
ORGANISASI
Perilaku
didefinisikan sebagai suatu sikap atau tindakan serta segala sesuatu yang
dilakukan manusia, misalnya bekerja dengan giat atau malas, berbicara dengan
orang lain, baik bertukar pendapat maupun menerima pendapat atau menolaknya.
Perilaku individu dalam organisasi adalah sikap dan tindakan (tingkah laku)
seorang manusia (individu) dalam organisasi sebagai ungkapan dari kepribadian,
persepsi dan sikap jiwanya, dimana bisa berpengaruh terhadap prestasi (kerja)
dirinya dan organisasi.
A.Variabel”
yang mempengaruhi perilaku Individu
Variabel yang
mempengaruhi perilaku individu di bagi menjadi 2 yaitu :
a. Variabel-Variabel Dependen
1. Produktivitas
Yaitu suatu ukuran
kinerja yang mempengaruhi keefektifan dan efisiensi.
2. Keabsenan
Yaitu gagal atau tidak
melapor untuk bekerja
3. Pengunduran diri
(keluar masuknya karyawan)
Yaitu penarikan diri
secara sukarela dan tidak sukarela dari suatu organisasi
4. Kepuasan kerja
Yaitu suatu sikap umum terhadap pekerjaan seseorang
atau selisih antara banyaknya ganjaran yang diterima seorang pekerja dan
banyaknya yang mereka yakini seharusnya mereka terima.
b. Variabel-Variabel Independen
1. Variabel-variabel
level individu
a. Usia
b. Status
perkawinan
c. Jenis
kelamin
d. Masa kerja
2. Variabel-variabel
level kelompok
3. Variabel-variabel
level system organisasi
B. Teori dan
Prinsip Motivasi
·
Teori Motivasi
Motivasi dapat diartikan sebagai faktor pendorong yang berasal dalam diri
manusia yang akan mempengaruhi cara bertindak seseorang. Misalnya, motivasi
kerja akan berpengaruh terhadap performansi pekerja.
Menurut Hilgard dan
Atkinson, tidak mudah untuk menjelaskan motivasi sebab :
1.Pernyataan motif
dengan budaya yang berbeda akan
menghasilkan ekspresi motif yang berbeda pula.
2.Motif yang tidak
sama akan diwujudkan dalam berbagai perilaku yang tidak sama.
3.Motif yang tidak
sama dapat diekspresikan melalui perilaku yang sama.
4.Motif dapat muncul
dalam bentuk-bentuk perilaku yang sulit dijelaskan.
5.Suatu ekspresi
perilaku dapat muncul sebagai perwujudan dari berbagai motif.
Motif yang ada pada
manusia sebagai faktor pendorong dari prilaku manusia yaitu :
1.Motif Kekuasaan
Merupakan kebutuhan
manusia untuk memanipulasi manusia lain melalui keunggulan yang dimilikinya.
Dapat disimpulkan bahwa motif kekuasaan dapat bersifat negatif atau positif.
Motif kekuasaan yang bersifat negatif berkaitan dengan kekuasaan seseorang.
Sedangkan motif kekuasaan yang bersifat positif berkaitan dengan kekuasaan
social (power yang dipergunakan untuk berpartisipasi dalam mencapai tujuan kelompok).
2. Motif Berprestasi
Merupakan keinginan
atau kehendak untuk menyelesaikan suatu tugas secara sempurna, atau sukses
didalam situasi persaingan. Setiap orang mempunyai kadar n Ach (needs for
achievement) yang berlainan. Karakteristik seseorang yang mempunyai kadar n
Ach yang tinggi adalah :
a. Risiko moderat (Moderate Risks) adalah memilih suatu resiko secara moderat
b. Umpan balik segera (Immediate
Feedback) adalah cenderung memilih tugas yang segera dapat
memberikan umpan balik mengenai kemajuan yang telah dicapai dalam mewujudkan
tujuan.
c. Kesempurnaan (accomplishment) adalah senang
dalam pekerjaan yang dapat memberikan kepuasaan pada dirinya.
d. Pemilihan tugas adalah menyelesaikan
pekerjaan yang telah di pilih secara tuntas dengan usaha maiksimum sesuai
dengan kemampuannya
·
Motif Untuk Bergabung
Menurut Schachter
motif untuk bergabung dapat diartikan sebagai kebutuhan untuk berada bersama
orang lain.
• Motif Keamanan
(Security Motive)
Merupakan
kebutuhan untuk melindungi diri dari hambatan atau gangguan yang akan mengancam
keberadaannya. Di dalam sebuah perusahaan misalnya, salah satu cara untuk
menjaga agar para karyawan merasa aman di hari tuanya kelak, adalah dengan
memberikan jaminan hari tua, pesangon, asuransi, dan sebagainya
• Motif Status (Status
Motive)
Merupakan
kebutuhan manusia untuk mencapai atau menduduki tingkatan tertentu di dalam
sebuah kelompok, organisasi atau masyarakat. Parsons, seorang ahli sosiologi
menyimpulkan adanya beberapa sumber status seseorang yaitu :
1.Keanggotaan di dalam sebuah keluarga. Misalnya,
seorang anggota keluarga yang memperoleh status yang tinggi oleh karena
keluarga tersebut mempunyai status yang tinggi di lingkungannya.
2. kualitas perseorangan. Yang termasuk
dalam kualitas perseorangan antara lain karakteristik fisik, usia, jenis
kelamin, kepribadian.
3. Prestasi yang dicapai oleh seseorang dapat mempengaruhi statusnya. Misalnya, pekerja yang berpendidikan, berpengalaman, mempunyai gelar, dsb.
4. Aspek materi dapat mempengaruhi status seseorang di dalam lingkungannya.
Misalnya, jumlah
kekayaan yang dimiliki oleh seseorang.
Kekuasaan dan kekuatan
(Autoriry and Power). Dalam suatu organisasi, individu yang memiliki kekuasaan
atau kewenangan yang formal akan memperoleh status yang lebih tinggi
dibandingkan dengan individu-individu yang ada di bawahnya.
C.
Penerapan Motivasi Dalam Organisasi
Lima fungsi utama manajemen adalah planning,
organizing, staffing, leading, dan controlling. Pada pelaksanaannya, setelah
rencana dibuat (planning), organisasi dibentuk (organizing), dan disusun
personalianya (staffing), maka langkah berikutnya adalah menugaskan/mengarahkan
karyawan menuju ke arah tujuan yang telah ditentukan. Fungsi pengarahan
(leading) ini secara sederhana adalah membuat para karyawan melakukan sesuatu
sesuai dengan apa yang diinginkan dan harus mereka lakukan. Memotivasi karyawan
merupakan kegiatan kepemimpinan yang termasuk di dalam fungsi ini. Kemampuan
manajer untuk memotivasi karyawannya akan sangat menentukan efektifitas
manajer. Manajer harus dapat memotivasi para bawahannya agar pelaksanaan
kegiatan dan kepuasan kerja mereka meningkat.
Berbagai
istilah digunakan untuk menyebut kata ‘motivasi’ (motivation) atau motif,
antara lain kebutuhan (need), desakan (urge), keinginan (wish), dan dorongan
(drive). Dalam hal ini, akan digunakan istilah motivasi yang diartikan sebagai
keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk
melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.
Suatu
organisme (manusia/hewan) yang dimotivasi akan terjun ke dalam suatu aktivitas
secara lebih giat dan lebih efisien daripada yang tanpa dimotivasi. Selain
menguatkan organisme itu, motivasi cenderung mengarahkan perilaku (orang yang
lapar dimotivasi untuk mencari makanan untuk dimakan; orang yang haus, untuk
minum; orang yang kesakitan, untuk melepaskan diri dari stimulus/rangsangan yang
menyakitkan (Atkinson& Hilgard, 1983).
Sampai pada
abad 17 dan 18, para pakar filsafat masih berkeyakinan bahwa konsepsi
rasionalisme merupakan konsep satu-satunya yang dapat menerangkan
tindakan-tindakan yang dilakukan manusia. Konsep ini menerangkan bahwa manusia
adalah makhluk rasional dan intelek yang menentukan tujuan dan melakukan
tindakannya sendiri secara bebas berdasarkan nalar atau akalnya. Baik-buruknya
tindakan yang dilakukan oleh seseorang sangat tergantung dari tingkat
intelektual orang tersebut. Pada masa-masa berikutnya, muncul pandangan
mekanistik yang beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia timbul
dari adanya kekuatan internal dan eksternal, diluar kontrol manusia itu
sendiri. Hobbes (abad ke-17) mengemukakan doktrin hedonisme-nya yang menyatakan
bahwa apapun alasan yang diberikan oleh seseorang atas perilakunya, sebab-sebab
terpendam dari semua perilakunya itu adalah adanya kecenderungan untuk mencari
kesenangan dan menghindari kesusahan.
D.
Tekanan (Stress) Individu
·
Stress Individu
Stress adalah
tekanan atau ketegangan yang dihadapi seseorang dan mempengaruhi emosi,
pikiran, serta kondisi keseluruhan dari orang tersebut.
·
Faktor pemicu stress disebut stressor
Stressor dibagi menjadi dua, antara lain :
Stressor dibagi menjadi dua, antara lain :
1. Stressor On
The Job (dari dalam lingkungan pekerjaan)
a) Beban kerja berlebih (overload)
b) Desakan waktu (deadline)
c) Kualitas pembimbingan rendah/low supervise
d) Iklim politis tidak aman/low comfort
e) Umpan balik kerja rendah/low feedback
f) Wewenang tidak memadai/low authority
g) Ketidakjelasan peranan/role ambiguity
a) Beban kerja berlebih (overload)
b) Desakan waktu (deadline)
c) Kualitas pembimbingan rendah/low supervise
d) Iklim politis tidak aman/low comfort
e) Umpan balik kerja rendah/low feedback
f) Wewenang tidak memadai/low authority
g) Ketidakjelasan peranan/role ambiguity
h) Frustasi/putus
asa
i) Konflik antar pribadi atau kelompok
j) Perbedaan nilai individu dan organisasi
k) Perubahan situasi kantor yang mengejutkan
j) Perbedaan nilai individu dan organisasi
k) Perubahan situasi kantor yang mengejutkan
2. Stressor
Off The Job (dari luar lingkungan pekerjaan)
a) Krisis keuangan pribadi atau keluarga
b) Permasalahan-permasalahan tentang anak
c) Permasalahan-permasalahan tentang fisik
d) Permasalahan-permasalahan dalam perkawinan
e) Perubahan situasi rumah atau lingkungan
a) Krisis keuangan pribadi atau keluarga
b) Permasalahan-permasalahan tentang anak
c) Permasalahan-permasalahan tentang fisik
d) Permasalahan-permasalahan dalam perkawinan
e) Perubahan situasi rumah atau lingkungan
f) Permasalahan-permasalahan
lainnya
·
Dampak stressor dipengaruhi oleh berbagai factor yaitu :
1. Sifat
stressor
Yaitu pengetahuan individu tentang stressor tersebut
dan pengaruhnya pada individu tersebut.
2. Jumlah
stressor
Yaitu banyaknya stressor yang diterima individu dalam
waktu bersamaan.
3. Lama
stressor
Yaitu seberapa sering individu menerima stressor yang
sama
4. Pengalaman
masa lalu
5. Tingkat
perkembangan
Berikut adalah 7 tips
mengatasi pemecahan masalah karena stress dalam kehidupan :
1. Lakukan pemijitan
tubuh (body massage), karena pemijitan baik sekali untuk relaksasi dan
penormalan tekanan darah. Setelah pemijitan, anda akan mengalami perbaikan
kualitas tidur yang tentu saja akan memulihkan lebih baik keletihan anda.
2. Berolahraga teratur
merupakan hal yang sangat penting dalam memerangi stress. Berolahraga akan
memobilisasi otot-otot kita, mempercepat aliran darah dan membuka paru-paru
untuk mangambil lebih banyak oksigen. Dampaknya anda akan memperoleh tidur yang
lebih nyenyak dan kesehatan yang lebih baik.
3. Lakukan hobi anda,
seperti memancing, mendaki gunung atau apapun yang anda senangi. Anda bisa juga
melakukan petualangan yang belum pernah anda alami sebelumnya seperti berarung
jeram.Melakukan kegiatan-kegiatan seperti ini dapat menghilangkan pikiran yang
menyebabkan stress.
4. Banyak asumsi yang
mengatakan bahwa bir, anggur atau whiskey dapat menghilangkan stress. Pada
kenyataannya, air putih lah yang dapat menghilangkan stress. Penelitian
menunjukkan bahwa minum segelas atau 2 gelas anggur memang dapat menyebabkan
kita relax saat itu, tetapi setelah efek alkoholnya hilang, stress kemungkinan
besar akan membangunkan anda ditengah malam.Dengan banyak minum air putih akan
membantu memulihkan tubuh kita dari kekurangan cairan, karena kekurangan cairan
dapat menimbulkan keletihan.
5. Lakukan meditasi.
Para ahli kesehatan mengatakan bahwa alat yang sangat ampuh dalam mengatasi
stress adalah meditasi. Meditasi sangat membantu membersihkan pikiran kita dan
meningkatkan konsentrasi. Telah terbukti bahwa meditasi selama 15 menit sama
dengan kita beristirahat selama 1 jam. Meskipun anda hanya melakukan meditasi
selama 2 menit,tetap akan cukup membantu.Meditasi akan sangat membantu anda
melupakan hal-hal yang dapat menyebabkan stress.
6. Ketika seseorang
mengalami stress, suatu reaksi yang alamiah jika orang tersebut kemudian
melampiaskannya dengan mengkonsumsi banyak makanan. Perlu anda ketahui bahwa
mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat tinggi dapat meningkatkan
kadar insulin di dalam tubuh, dimana insulin ini dapat membuat tubuh menjadi
cepat lelah dan mood anda menjadi jelek.
7. Jika tubuh kita
sedang lelah, tidak mudah bagi kita dalam mengendalikan stress. Tidak cukup
tidur akan mempengaruhi keseluruhan hari kita, dan biasanya kita mengalami hari
yang buruk karena kurang tidur menyebabkan kita tidak dapat berkonsentrasi dan
melihat suatu permasalahan lebih buruk dari yang seharusnya. Tidur yang baik
bagi orang dewasa adalah 7 jam sehari.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian
diatas disimpulkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap komiten
Perilaku Individu dan Pengaruhnya terhadap organisasi diantaranya adalah
kejujuran dalam pekerjaan,perhatian,kepedulian dan kepercayaan terhadap
karyawan,perbedaan karakteristik individu (usia,tingkat pendidikan ,jenis
kelamin, , karakteristik yang berhubungan dengan pekerjaan, karakteristik
struktural (formalitas, desentralisasi), pengalaman dalam kerja, kepercayaan
dan penerimaan yang penuh atas nilai-nilai dan tujuan organisasi, keinginan
bekerja keras demi kepentingan organisasi, dan keinginan untuk mempertahankan
diri agar tetap menjadi anggota organisasi.
Berdasarkan
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek komitmen Perilaku Individu
dan Pengaruhnya terhadap organisasi meliputi kemauan yang kuat untuk
mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi yang ditandai dengan kesetiaan
pada organisasi atau perusahaan, kemampuan yang kuat berusaha semaksimal
mungkin demi kemajuan dengan ikut mendukung kegiatan-kegiatan yang sesuai
dengan sasaran organisasi serta adanya penerimaan nilai, tujuan dan sasaran
organisasi. Aspek-aspek yang akan dijadikan alat ukur adalah perasaan manunggal
dengan organisasi, perasaan terlibat pada Perilaku Individu dan Pengaruhnya
terhadap organisasi, dan perasaan setia dan loyal pada perusahaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar